Rabu, 01 Juli 2015

ARTI KEHIDUPAN


KETIKA aku ingin hidup KAYA,
aku lupa bahwa HIDUP itu sendiri adalah sebuah KEKAYAAN.
KETIKA aku takut MEMBERI,
aku lupa bahwa SEMUA yang aku miliki juga adalah PEMBERIAN.
KETIKA aku ingin jadi yang TERKUAT,
aku lupa bahwa dalam KELEMAHAN aku diberi KEKUATAN oleh-Nya.
KETIKA aku takut RUGI,
aku lupa bahwa HIDUPKU adalah sebuah KEBERUNTUNGAN, karena berkah-NYA.
TERNYATA hidup ini sangat indah.
KETIKA kita selalu BERSYUKUR kepada NYA.....
BUKAN karena hari ini INDAH kita BAHAGIA.
Tetapi karena kita BAHAGIA, maka hari ini menjadi INDAH.
BUKAN karena tak ada RINTANGAN kita menjadi OPTIMIS.
Tetapi karena kita OPTIMIS maka RINTANGAN akan menjadi tak terasa.
BUKAN karena MUDAH kita YAKIN BISA.
Tetapi karena kita YAKIN BISA maka semuanya menjadi MUDAH.
BUKAN karena semua BAIK kita TERSENYUM.
Tetapi karena kita TERSENYUM maka semua menjadi BAIK.
Tak ada hari yang MENYULITKAN kita, kecuali kita SENDIRI yang membuat diri kita menjadi SULIT.
BILA kita tidak dapat menjadi jalan besar,
cukuplah menjadi jalan setapak yang dapat dilalui orang.
BILA kita tidak dapat menjadi matahari,
cukuplah menjadi lilin yang dapat menerangi sekitar kita.
BILA kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang, cukuplah berdoa untuknya.
SEMOGA MENYADARKAN KITA....

do'a di dalam bulan Ramadhan

yaa Tuhanku,
di bulan ramadhan ini,
telah beruntung orang-orang yang benar-benar berpuasa,
telah beruntung orang-orang yang benar-benar mendirikan shalat malam,
telah beruntung orang-orang yang benar-benar ikhlas beramal sholih,
Engkau muliakan mereka,
namun ...
kami hanyalah hambamu yang banyak berdosa,
apa yang hendak kami andalkan di hadapan-Mu?
tidaklah kami mempunyai harapan lagi selain ampuan-Mu,
maka ampunilah dosa-dosa kami dengan limpahan kasih sayang-Mu,
amiin.

rahmat bagi seluruh alam


tidaklah penting mencari perbedaan antara hijau, biru, dan putih,
tapi yang penting adalah bahwa ajaran agama tidak mengajarkan untuk membenci dan memaki keyakinan dan ibadah orang lain,
sangat yakin bahwa ajaran dari golongan yang dianutnya adalah benar, bukan berarti harus menyalahkan dan mencaci apalagi membenci golongan yang lain.
segala bentuk provokasi untuk saling menyalahkan antar golongan adalah potensi menuju kepada kebencian, kebencian menuju permusuhan, permusuhan menuju kehancuran.
dan agama bukan untuk menghancurkan tapi untuk membangun, untuk kedamaian, untuk kebahagiaan, untuk keamanan, dan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.
mari perbanyak ilmu dan wawasan.
kacamata kebencian akan membuat apapun yang dilihat dicari-cari kesalahannya, walaupun yang dilihat adalah kebenaran.
hati-hati terhadap gerakan memecah belah kerukunan, menyusup ke dalam golongan hijau, seolah-olah membela mati-matian golongan hijau, tapi sebenarnya mengajak memusuhi golongan biru,
menyusup ke dalam golongan biru, seolah-olah mendukung mati-matian golongan biru, tapi sebenarnya mengajak memusuhi golongan hijau,
kalu memang hijau itu hijau yang baik, kalu memang biru itu biru yang baik, maka pasti dapat hidup berdampingan dengan damai.
tetapi jika mengajak kepada permusuhan, walaupun mengaku hijau maka itu oknum hijau yang salah, walaupun mengaku biru maka itu oknum biru yang salah.

obat galau


Jumat, 26 Juni 2015

Doni yang Bermental Baja

“ Goblok kamu ya…” Kata Suamiku sambil melemparkan buku rapor sekolah Doni. Kulihat suamiku berdiri dari tempat duduknya dan kemudian dia menarik kuping Doni dengan keras. Doni meringis. Tak berapa lama Suamiku pergi ke kamar dan keluar kembali membawa penepuk nyamuk. Dengan garang suamiku memukul Doni berkali-kali dengan penepuk nyamuk itu. Penepuk nyamuk itu diarahkan ke kaki, kemudian ke punggung dan terus , terus. Doni menangis “ Ampun, ayah ..ampun ayah..” Katanya dengan suara terisak isak. Wajahnya memancarkan rasa takut. Dia tidak meraung. Doniku tegar dengan siksaan itu. Tapi matanya memandangku. Dia membutuhkan perlindunganku. Tapi aku tak sanggup karena aku tahu betul sifat suamiku.

“Lihat adik adikmu. Mereka semua pintar pintar sekolah. Mereka rajin belajar. Ini kamu anak tertua malah malas dan tolol. Mau jadi apa kamu nanti ?. Mau jadi beban adik adik kamu ya…he “ Kata suamiku dengan suara terengah engah kelelahan memukul Doni. Suamiku terduduk di kursi. Matanya kosong memandang kearah Doni dan kemudian melirik kearah ku “ Kamu ajarin dia. Aku tidak mau lagi lihat lapor sekolahnya buruk. Dengar itu. “ Kata suamiku kepadaku sambil berdiri dan masuk ke kamar tidur.

Kupeluk Doni. Matanya memudar. Aku tahu dengan nilai lapor buruk dan tidak naik kelas saja dia sudah malu apalagi dimaki-maki dan dimarahi di depan adik-adiknya. Dia malu sebagai anak tertua. Kembali matanya memandangku. Kulihat dia butuh dukunganku. Kupeluk Doni dengan erat “ Anak bunda, tidak tolol. Anak bunda pintar kok. Besok yang rajin ya belajarnya”

“ Doni udah belajar sungguh sungguh, Bunda, Bunda kan lihat sendiri. Tapi Doni memang engga pintar seperti Ruli dan Rini. Kenapa ya Bunda” Wajah lugunya membuatku terenyuh.. Aku menangis “ Doni, pintar kok. Doni kan anak ayah. Ayah Doni pintar tentu Doni juga pintar. “

“ Doni bukan anak ayah.” Katanya dengan mata tertunduk “ Doni telah mengecewakan Ayah, ya Bunda “

Malamnya , adiknya Ruli yang sekamar dengannya membangunkan kami karena ketakutan melihat Doni menggigau terus. Aku dan suamiku berhamburan ke kamar Doni. Kurasakan badannya panas. Kupeluk Doni dengan sekuat jiwaku untuk menenangkannya. Matanya melotot ke arah kosong. Kurasakan badannya panas. Segera kukompres kepalanya dan suamiku segera menghubungi dokter keluarga. Doni tak lepas dari pelukanku “ Anak bunda, buah hati bunda, kenapa sayang. Ini bunda,..” Kataku sambil terus membelai kepalanya. Tak berapa lama matanya mulai redup dan terkulai. Dia mulai sadar. Doni membalas pelukanku. ‘ Bunda, temani Doni tidur ya." Katanya sayup sayup. Suamiku hanya menghelap nafas. Aku tahu suamiku merasa bersalah karena kejadian siang tadi.

Doni adalah putra tertua kami. Dia lahir memang ketika keadaan keluarga kami sadang sulit. Suamiku ketika itu masih kuliah dan bekerja serabutan untuk membiayai kuliah dan rumah tangga. Ketika itulah aku hamil Doni. Mungkin karena kurang gizi selama kehamilan tidak membuat janinku tumbuh dengan sempurna. Kemudian , ketika Doni lahir kehidupan kami masih sangat sederhana. Masa balita Doni pun tidak sebaik anak anak lain. Diapun kurang gizi. Tapi ketika usianya dua tahun, kehidupan kami mulai membaik seiring usainya kuliah suamiku dan mendapatkan karir yang bagus di BUMN. Setelah itu aku kembali hamil dan Ruli lahir., juga laki laki dan dua tahu setelah itu, Rini lahir, adik perempuannya. Kedua putra putriku yang lahir setelah Doni mendapatkan lingkungan yang baik dan gizi yang baik pula. Makanya mereka di sekolah pintar pintar. Makanya aku tahu betul bahwa kemajuan generasi ditentukan oleh ketersediaan gizi yang cukup dan lingkungan yang baik.

Tapi keadaan ini tidak pernah mau diterima oleh suamiku. Dia punya standard yang tinggi terhadap anak-anaknya. Dia ingin semua anaknya seperti dia. Pintar dan cerdas. “ Masalah Doni bukannya dia tolol, Tapi dia malas. Itu saja. “ Kata suamiku berkali kali. Seakan dia ingin menepis tesis tentang ketersediaan gizi sebagai pendukung anak jadi cerdas. “ Aku ini dari keluarga miskin. Manapula aku ada gizi cukup. Mana pula orang tuaku ngerti soal gizi. Tapi nyatanya aku berhasil. “ Aku tak bisa berkata banyak untuk mempertahankan tesisku itu.

Seminggu setelah itu, suamiku memutuskan untuk mengirim Doni ke pesantren. Aku tersentak.

“ Apa alasan Mas mengirim Doni ke Pondok Pesantren “

“ Biar dia bisa dididik dengan benar”

“ Apakah di rumah dia tidak mendapatkan itu”

“ Ini sudah keputusanku, Titik.

“ Tapi kenapa , Mas” Aku berusaha ingin tahu alasan di balik itu.

Suamiku hanya diam. Aku tahu alasannya.Dia tidak ingin ada pengaruh buruk kepada kedua putra putri kami. Dia malu dengan tidak naik kelasnya Doni. Suamiku ingin memisahkan Doni dari adik adiknya agar jelas mana yang bisa diandalkannya dan mana yang harus dibuangnya. Mungkinkah itu alasannya. Bagaimanapun , bagiku Doni akan tetap putraku dan aku akan selalu ada untuknya. Aku tak berdaya. Suamiku terlalu pintar bila diajak berdebat.

Ketika Doni mengetahui dia akan dikirim ke Pondok Pesantren, dia memandangku. Dia nanpak bingung. Dia terlalu dekat denganku dan tak ingin berpisah dariku.

Dia peluk aku “ Doni engga mau jauh-jauh dari Bunda” katanya.

Tapi seketika itu juga suamiku membentaknya “ Kamu ini laki-laki. TIdak boleh cengeng. Tidak boleh hidup dibawah ketiak ibumu. Ngerti. Kamu harus ikut kata Ayah. Besok Ayah akan urus kepindahan kamu ke Pondok Pesantren. “

Setelah Doni berada di Pondok Pesantren setiap hari aku merindukan buah hatiku. Tapi suamiku nampak tidak peduli. “ Kamu tidak boleh mengunjunginya di pondok. Dia harus diajarkan mandiri. Tunggu saja kalau liburan dia akan pulang” Kata suamiku tegas seakan membaca kerinduanku untuk mengunjungi Doni.

Tak terasa Doni kini sudah kelas 3 Madrasah Aliyah atau setingkat SMA. Ruli kelas 1 SMA dan Rini kelas 2 SMP. Suamiku tidak pernah bertanya soal raport sekolahnya. Tapi aku tahu raport sekolahnya tak begitu bagus tapi juga tidak begitu buruk. Bila liburan Doni pulang ke rumah, Doni lebih banyak diam. Dia makan tak pernah berlebihan dan tak pernah bersuara selagi makan sementara adiknya bercerita banyak soal di sekolah dan suamiku menanggapi dengan tangkas untuk mencerahkan. Walau dia satu kamar dengan adiknya namun kamar itu selalu dibersihkannya setelah bangun tidur. Tengah malam dia bangun dan sholat tahajud dan berzikir sampai sholat subuh.

Ku perhatikan tahun demi tahu perubahan Doni setelah mondok. Dia berubah dan berbeda dengan adik adiknya. Dia sangat mandiri dan hemat berbicara. Setiap hendak pergi ke luar rumah, dia selalu mencium tanganku dan setelah itu memelukku. Beda sekali dengan adik adiknya yang serba cuek dengan gaya hidup modern didikan suamiku.

Setamat Madrasah Aliyah, Doni kembali tinggal dirumah. Suamiku tidak menyuruhnya melanjutkan ke Universitas. “ Nilai rapor dan kemampuannya tak bisa masuk universitas. Sudahlah. Aku tidak bisa mikir soal masa depan dia. Kalau dipaksa juga masuk universitas akan menambah beban mentalnya. “ Demikian alasan suamiku. Aku dapat memaklumi itu. Namun suamiku tak pernah berpikir apa yang harus diperbuat Doni setelah lulus dari pondok. Donipun tidak pernah bertanya. Dia hanya menanti dengan sabar.

Selama setahun setelah Doni tamat dari mondok, waktunya lebih banyak dihabiskan di Masjid. Dia terpilih sebagai ketua Remaja Islam Masjid. Doni tidak memilih Masjid yang berada di komplek kami tapi dia memilih masjid di perkampungan yang berada di belakang komplek. Mungkin karena inilah suamiku semakin kesal dengan Doni karena dia bergaul dengan orang kebanyakan. Suamiku sangat menjaga reputasinya dan tak ingin sedikitpun tercemar. Mungkin karena dia malu dengan cemoohan dari tetangga maka dia kadang marah tanpa alasan yang jelas kepada Doni. Tapi Doni tetap diam. Tak sedikitpun dia membela diri.

Suatu hari yang tak pernah kulupakan adalah ketika polisi datang ke rumahku. Polisi mencurigai Doni dan teman-temannya mencuri di rumah yang ada di komplek kami. Aku tersentak. Benarkah itu. Doni sujud di kakiku sambil berkata “ Doni tidak mencuri , Bunda. Tidak, Bunda percayakan dengan Doni. Kami memang sering menghabiskan malam di masjid tapi tidak pernah keluar untuk mencuri.” Aku meraung ketika Doni dibawa kekantor polisi. Suamiku dengan segala daya dan upaya membela Doni. Alhamdulilah Doni dan teman temannya terbebaskan dari tuntutan itu. Karena memang tidak ada bukti sama sekali. Mungkin ini akibat kekesalan penghuni komplek oleh ulah Doni dan kawan kawan yang selalu berzikir dimalam hari dan menggangu ketenangan tidur.

Tapi akibat kejadian itu , suamiku mengusir Doni dari rumah. Doni tidak protes. Dia hanya diam dan menerima keputusan itu. Sebelum pergi dia rangkul aku” Bunda , Maafkan aku. Doni belum bisa berbuat apapun untuk membahagiakan Bunda dan Ayah. Maafkan Doni “ Pesannya. Diapun memandang adiknya satu satu. Dia peluk mereka satu persatu “ Jaga Bunda ya. Mulailah sholat dan jangan tinggalkan sholat. Kalian sudah besar .” demikian pesan Doni. Suamiku nampak tegar dengan sikapnya untuk mengusir Doni dari rumah.

“ Mas, di mana Doni akan tinggal? “ Kataku dengan batas kekuatan terakhirku membela Doni.

“ Itu bukan urusanku. Dia sudah dewasa. Dia harus belajar bertanggung jawab dengan hidupnya sendiri.

***
Tak terasa sudah enam tahun Doni pergi dari rumah. Setiap bulan dia selalu mengirim surat kepadaku. Dari suratnya kutahu Doni berpindah pindah kota. Pernah di Bandung, Jakarta, Surabaya dan tiga tahun lalu dia berangkat ke luar negeri. Bila membayangkan masa kanak kanaknya kadang aku menangis. Aku merindukan putra sulungku. Setiap hari kami menikmati fasilitas hidup yang berkecukupan. Ruli kuliah dengan kendaraan bagus dan ATM yang berisi penuh. Rinipun sama. Karir suamiku semakin tinggi. Lingkungan social kami semakin berkelas. Tapi, satu putra kami pergi dari kami. Entah bagaimana kehidupannya. Apakah dia lapar. Apakah dia kebasahan ketika hujan karena tidak ada tempat bernaung. Namun dari surat Doni , aku tahu dia baik baik saja. Dia selalu menitipkan pesan kepada kami, “ Jangan tinggalkan sholat. Dekatlah kepada Allah maka Allah akan menjaga kita siang dan malam. “

***
Prahara datang kepada keluarga kami. Suamiku tersangkut kasus Korupsi. Selama proses pemeriksaan itu suamiku tidak dibenarkan masuk kantor. Dia dinonaktifkan. Selama proses itu pula suamiku nampak murung. Kesehatannya mulai terganggu. Suamiku mengidap hipertensi. Dan puncaknya , adalah ketika Polisi menjemput suamiku di rumah. Suamiku terbukti melakukan tindak pidana korupsi. Rumah dan semua harta yang selama ini dikumpulkan disita oleh negara. Media massa memberitakan itu setiap hari. Reputasi yang selalu dijaga oleh suamiku selama ini ternyata dengan mudah hancur berkeping-keping. Harta yang dikumpul, sirna seketika. Kami sekeluarga menjadi pesakitan. Ruli malas untuk terus keliah karena malu dengan teman-temannya. Rini juga sama yang tak ingin terus kuliah.

Kini suamiku dipenjara dan anak-anak jadi bebanku di rumah kontrakan. Ya walau mereka sudah dewasa namun mereka menjadi bebanku. Mereka tak mampu untuk menolongku. Baru kutahu bahwa selama ini kemanjaan yang diberikan oleh suamiku telah membuat mereka lemah untuk survival dengan segala kekurangan. Maka jadilah mereka bebanku ditengah prahara kehidupan kami. Pada saat inilah aku sangat merindukan putra sulungku. Ditengah aku sangat merindukan itulah aku melihat sosok pria gagah berdiri di depan pintu rumah.

Doniku ada didepanku dengan senyuman khasnya. Dia menghambur ke dalam pelukanku. “ Maafkan aku Bunda, Aku baru sempat datang sekarang sejak aku mendapat surat dari Bunda tentang keadaan ayah. “ katanya. Dari wajahnya kutahu dia sangat merindukanku. Rini dan Ruli juga segera memeluk Doni. Mereka juga merindukan kakaknya. Hari itu, kami berempat saling berpelukan untuk meyakinkan kami akan selalu bersama sama.

Kehadiran Doni di rumah telah membuat suasana menjadi lain. Dengan bekal tabungannya selama bekerja diluar negeri, Doni membuka usaha percetakan dan reklame. Aku tahu betul sedari kecil dia suka sekali menggambar namun hobi ini selalu dicemoohkan oleh ayahnya. Doni mengambil alih peran ayahnya untuk melindungi kami. Tak lebih setahun setelah itu, Ruli kembali kuliah dan tak pernah meninggalkan sholat dan juga Rini. Setiap maghrib dan subuh Doni menjadi imam kami sholat berjamaah di rumah. Seusai sholat berjama'ah Doni tak lupa duduk bersilah di hadapan kami dan berbicara dengan bahasa yang sangat halus , beda sekali dengan gaya ayahnya

“ Manusia tidak dituntut untuk terhormat dihadapan manusia tapi di hadapan Allah. Harta dunia, pangkat dan jabatan tidak bisa dijadikan tolok ukur kehormatan. Kita harus berjalan dengan cara yang benar dan itulah kunci meraih kebahagiaan dunia maupun akhirat. Itulah yang harus kita perjuangkan dalam hidup agar mendapatkan kemuliaan di sisi Allah. . Dekatlah kepada Allah maka Allah akan menjaga kita. Apakah ada yang lebih hebat menjaga kita di dunia ini dibandingkan dengan Allah. “

“ Apa yang menimpa keluarga kita sekarang bukanlan azab dari Allah. Ini karena Allah cinta kepada Ayah. Allah cinta kepada kita semua karena kita semua punya peran hingga membuat ayah terpuruk dalam perbuatan dosa sebagai koruptor. Allah sedang berdialog dengan kita tentang sabar dan ikhlas, tentang hakikat kehidupan, tentang hakikat kehormatan. Kita harus mengambil hikmah dari ini semua untuk kembali kepada Allah dalam sesal dan taubat. Agar bila besok ajal menjemput kita, tak ada lagi yang harus disesalkan, Karna kita sudah sangat siap untuk pulang keharibaan Allah dengan bersih. “

Seusai Doni berbicara , aku selalu menangis. Doni yang tidak pintar sekolah, tapi Allah mengajarinya untuk mengetahui rahasia terdalam tentang kehidupan dan dia mendapatkan itu untuk menjadi pelindung kami dan menuntun kami dalam taubah. Ini jugalah yang mempengaruhi sikap suamiku di penjara. Kesehatannya membaik. Darah tingginya tak lagi sering naik. Dia ikhlas dan sabar , dan tentu karena dia semakin dekat kepada Allah. Tak pernah tinggal sholat sekalipun. Zikir dan linangan airmata sesal akan dosanya telah membuat jiwanya tentram. Maha Suci Allah

[disadur dari Group WhatsApp]
(Saya mohon ma'af kepada penulis aslinya, yang tidak saya ketahui, semoga Allah berkenan menganugerahkan kebaikan yang banyak kepada penulis aslinya, mungkin ini copas yang ke berapa kali.)

Untunglah Si Doni bermental baja, semakin ditempa, dibakar, dan dipukul, ia membentuk suatu pribadi yang tangguh, jika Si Doni bermental rapuh, semakin didera penderitaan semakin hancurlah dia, biasanya kalu bermental rapuh kemudian ditimpa penderitaan maka pelariannya ke miras ataupun narkoba, kalau tdk punya uang mungkin dia ngelem, ngomix, ataupun ngoplos, yang semakin menghancurkan fisik dan ruhaninya.



Sabtu, 13 Juni 2015

Bekal bukanlah Beban

sudah kita ketahui bersama bahwa hidup di dunia bumi ini hanyalah persinggahan sementara.
setelah ini ada kehidupan yang lebih lama dan lebih abadi yaitu alam akhirat.
semakin lama kita akan bepergian, maka semakin banyak bekal yang harus kita persiapkan.
alam akhirat itu lama, bekal yang harus disiapkan untuk hidup nyaman di sana juga banyak.

di dunia ini, manusia mempunyai harta.
mempunyai kekuasaan.
jadikanlah harta dan kekuasaan itu sebagai sarana untuk berbuat kebaikan sebagai bekal kehidupan akhirat.

jika kita tamak akan harta dan kekuasaan dunia maka kita menjadi lupa akan kehidupan akhirat, sehingga harta dan kekuasaan itu justru menjadi beban hidup kita d alam akhirat.
menjadi beban, karena banyaknya pertanyaan dari mana dan untuk apa harta kita digunakan
satu persatu harta diperiksa dengan sebenar-benarnya.
beban karena, sibuk mengurusi harta dan kekuasaan, pergi pagi pulang petang, sampai lupa kewajiban beribadah kepada Tuhan.

menanam padi, biasanya akan ditumbuhi rumput juga di sekitarnya.
tetapi kalau menanam rumput, biasanya tidak akan ditumbuhi padi di sekitarnya.
menanam padi ibarat mencintai akhirat.
menanam rumput ibarat mencintai dunia.

jika badan, akal, hati, dan ruh manusia terlalu mencintai dunia, maka ia menjadi lupa akan akhirat, sehingga hanya menggunakan harta dan kekuasaan untuk orientasi keduniawian semata, jika mati maka semua harta dan kekuasannya akan tertinggal di dunia, dan ia tidak membawa bekal amal kebaikan dari harta dan kekuasaanya untuk kehidupan akhirat.

tapi jika badan, akal, hati, dan ruh manusia mencintai akhirat, maka manusia akan menggunakan hartanya untuk berbuat kebaikan, dan menggunakan kekuasaannya untuk kebaikan pula, sehingga yang dibawa ke alam akhirat adalah amal-amal baik dari harta dan kekuasannya.

jangan menjadikan bekal sebagai beban.
berbekallah semampunya, jangan melebihi kemampuan untuk membawanya, supaya tidak menjadi beban.





Status Symbol

status symbol adalah kenampakan lahiriah yang biasanya kelihatan dilakukan atau dipakai oleh orang-orang dalam status tertentu.
misalnya symbol dari status orang kaya adalah memiliki rumah mewah, mobil mewah, dan rekreasi ke luar negeri.
misalnya symbol dari status ustadz adalah berbaju koko, bersorban, berjubah, dan membawa tasbih.
nah, untuk menunjukkan eksistensinya, seseorang banyak yang terjebak untuk berusaha keras mewujudkan status symbol orang kaya, agar kelihatan oleh publik sebagai orang kaya.
supaya disebut orang kaya, berusaha membangun rumahnya dengan model mutakhir.
supaya disebut orang kaya, berusaha memiliki mobil mewah.
supaya disebut orang sukses dan kaya berusaha bisa rekreasi ke luar negeri, belanja baju di Paris, jalan-jalan di tembok besar China, ataupun mengunjungi Amerika Serikat.
status ibaratnya isi, atau kemampuan sebenarnya,
sedangkan status symbol adalah kulit, atau kenampakannya.
orang kaya yang benar-benar kaya tidak merasa kesulitan untuk membangun rumah mewah, membeli mobil mewah, dan rekreasi ke luar negeri, karena kemampuan finansial mereka memang sudah lebih dari orang kaya pada umumnya.
nah, yang terkadang membuat seseorang hidupnya menderita, selalu was-was dan cemas, adalah kenyataan kemampuan finansialnya belum cukup untuk membeli rumah dan mobil mewah serta belum cukup untuk rekreasi ke luar negeri, tetapi memaksakan diri untuk tampil seperti itu, demi nampak oleh publik disebut sebagai orang kaya. sehingga mungkin dengan jalan berhutang pada bank dalam jumlah besar, yang akhirnya kesulitan membayar angsuran tiap bulannya.
sehingga nampak di publik sebagai orang kaya, tetapi sebenarnya rapuh di dalam, dan hidupnya tidak bahagia.
menjelang lebaran, menjelang mudik, biasanya banyak orang yang dengan berbagai cara agar nampak oleh publik sebagai orang kaya.
hati-hatilah dengan kecenderungan ini, susah senangnya hidup adalah dinikmati dan dirasakan sendiri oleh kita dan keluarga kita, sehingga buat apa nampak sebagai orang kaya tetapi sebenarnya malah menderita.
bayang-bayang sepanjang badan.

Jumat, 08 Mei 2015

cara berhenti atau menghapus akun facebook anda

cara berhenti atau menghapus akun facebook
  1. login dengan akun facebook anda
  2. klik segitiga biru kecil di sebelah gambar gembok disamping tulisan beranda di kanan atas laman facebook
  3. klik pengaturan pada pilihan yang muncul di bawah segitiga kecil itu, klik keamanan di sebelah kiri
  4. klik non aktifkan akun anda di sebelah bawah, tulisan ini kecil berwarna biru
ikuti perintah selanjutnya sampai selesai.

Minggu, 19 April 2015

Pilih Sembuh atau Meninggal ?

Tersebutlah dua orang raja yang sedang menderita sakit keras, Raja Sarron yang jahat, dan Raja Khoiron yang baik lagi dermawan.
Diperintahkannya seluruh tabib dan paranormal di ke dua kerajaan itu untuk mengupayakan obat bagi kesembuhan Sang Raja masing-masing.
Raja Sarron Jahat telah menemukan obatnya dan atas anugrah dari Yang Maha Kuasa sembuhlah ia.
Raja Khoiron Dermawan tidak menemukan obatnya, sakitnya bertambah parah, dan meninggal.

Para malaikat komplain dan protes kepada Komandan Malaikat, supaya memohon klarifikasi kepada Yang Maha Kuasa atas fenomena "ketidak adilan" ini, mengapa Si Jahat malah diberi anugrah kesembuhan namun Si Dermawan dibiarkanNya tambah parah dan dicabut nyawanya.
Menghadaplah Komandan Malaikat kepada Yang Maha Kuasa memohon penjelasan dan klarifikasi.
Setelah mendapatkan penjelasan, maka diadakanlah sidang para wakil malaikat untuk mendengarkan klarifikasi yang dibawa oleh Sang Komandan Malaikat.

Walaupun Si Jahat Sarron selama hidupnya selalu dan banyak berbuat jahat, namun ia mempunyai sedikit amal kebajikan, dan anugrah kesmbuhan itu sebagai balasan dari Yang Maha Kuasa atas sedikit kebaikannya itu, dan dipanjangkan umur Si Jahat agar diberi kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri.
Sedangkan Si Raja Dermawan Khoiron walaupun seumur hidupnya penuh dengan amal kebaikan, dia ternyata mempunyai sedikit dosa karena amal buruknya, dan sakit yang bertambah parah hingga meninggalnya sebagai tebusan atas sedikit dosanya itu, dan dia kembali kepada Tuhannya menuju kebahagiaan abadi dalam keadaan sudah bersih dari dosa.

Barang siapa dapat bersabar atas musibah yang menimpa, maka ia akan mendapatkan dua keutamaan, yaitu mendapatkan pahala atas kesabarannya dan mendapatkan ampunan atas dosanya.
Barang siapa tidak dapat bersabar atas musibah yang menimpa, maka dia akan rugi dua perkara, dan aku begitu takut untuk menuliskannya.

Sabtu, 14 Maret 2015

Kisah Santri Kecil dan hantu Gendruwo

tersebutlah seorang santri kecil bernama Zaid, ia baru permulaan mengaji, dan baru satu do'a yang dia hapal, yaitu do'a mau makan 
ketika pulang mengaji ba'da isya di tengah perjalanan pulang dihadang oleh hantu gendruwo yang nampak besar dan mengerikan
refleks Zaid langsung membaca do'a yang dia hapal "Allohumma bariklana fiimaa rozaqtana waqina 'adzabannaar, amiin"
efeknya luar biasa ...
hantu gendruwo ketakutaan, dan menghilang, kemudian sang hantu menghadap komandannya, memberikan laporan hasil kerjanya:
"lapor komandan, saya kapok menakuti manusia, manusia sekarang sdh semakin berani, bahkan seorang anak kecil saja hendak memakanku , tadi"

kisah anakan elang dan anakan ayam

suatu ketika seorang petani mengambil 1 butir telur elang dari sarangnya, kemudian menggabungkannya ke sarang telur ayam di rumahnya. Hingga menetaslah menjadi elang kecil yang bersama dengan ayam ayam kecil, dan diasuh oleh indukan ayam. Hingga elang kecil itu tumbuh menjadi elang remaja, sebutlah namanya elang remaja "A", ia tetap seperti ayam, tidak bisa terbang tinggi dan mencari makan dengan menceker-cekerkan kakinya mengais mencari binatang kecil di tanah dan semak-semak. suatu ketika seekor elang remaja "B" mendatangi sekelompok ayam yang terdapat elang remaja "A" di situ, elang "B" heran mengapa ada temanku cara hidupnya seperti ayam? disadarkannya elang "A" bahwa dirinya adalah elang, bukan ayam , elang yang dapat terbang tinggi ke mana-mana, diajarkannya cara terbang tinggi dan mencari makan di hutan lain yang luas tak terbatas. berkat bimbingan elang "B" maka kini elang "A" menjadi elang yang benar-benar elang. Elang dengan segala potensi dan bakat elang yang sesungguhnya setelah sekian lama salah asuhan dalam indukan ayam.
Semoga sekolah-sekolah di Indonesia bukan menjadi "indukan ayam" yang mengasuh generasi muda "elang" yang penuh potensi luar biasa.

menjadi guru adalah pengabdian

BAB I
PENDAHULUAN

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. (UU No 14 Th 2005 Tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1 ayat 1 dan 4).
Pengabdian mengandung makna bekerja keras dengan sungguh-sungguh, ikhlas, rela berkorban, dan yakin akan adanya pahala dari Tuhan Yang Maha Kuasa atas pekerjaan yang telah dilakukannya. Pengabdian diwujudkan dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, serta tidak mengenal putus asa untuk mencapai tujuan pengabdiannya itu.
Berprestasi adalah berproses dan berhasil lebih baik dan lebih berkualitas, lebih dari yang biasa-biasa saja. Prestasi diukur dan dinilai oleh orang lain, masyarakat, atau lembaga, sesuai dengan hasil pengamatan yang obyektif berdasarkan kaidah-kaidah penilaian prestasi yang telah disepakati atau ditetapkan.
Kebanggaan adalah kepuasan batin terhadap prestasi kerja yang telah dicapai, yang telah sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran pribadi yang diyakini dan sesuai dengan yang dicita-citakan. Kebanggaan berbeda dengan kesombongan. Kebanggaan dimaknai sebagai rasa bersyukur atas kerja keras yang telah mencapai hasil, sedangkan kesombongan bermakna menganggap diri paling hebat dan meremehkan orang lain.
Guru dalam mengabdi di dunia pendidikan haruslah memahami dan menyadari betul akan pendidikan macam apa yang sedang diperjuangkannya. Pendidikan yang benar-benar bermanfaat bagi peserta didik dan lingkungan hidupnya, berguna masa depan diri dan bangsanya.
Tinggi rendahnya prestasi kinerja guru tidak hanya diukur dengan tinggi rendahnya ketercapaian Tujuan Pendidikan Nasional, namun secara kualitatif juga harus diukur dengan tinggi rendahnya ketercapaian tujuan hakikat pendidikan yang sebenarnya yaitu pendidikan yang memanusiakan manusia, pendidikan yang meningkatkan harkat dan martabat manusia, dan pendidikan yang memfungsikan manusia sebagai subyek terwujudnya rahmat bagi seluruh alam.

BAB II
PEMBAHASAN


1.   Pengabdian Guru dan Filsafat Pendidikan Kritis

Pemahaman dan pemilihan yang benar akan filsafat pendidikan akan menjadi pedoman guru dalam melaksanakan tugas pengabdiannya untuk meminimalisir kemubadziran usaha-usaha pendidikan, dan menghindari ketidakjelasan arah tujuan pendidikan.
Paulo Freire, seorang ahli, mahaguru, Sejarah dan Filsafat Pendidikan di Universitas Recife, Brazilia mempunyai pandangan mengenai filsafat pendidikan yang pantas untuk dijadikan referensi oleh kita sebagai guru, melengkapi teori-teori filsafat pendidikan kita yang lain. Beliau lahir di kota Recife Brazilia tahun 1912, meraih gelar doktor pendidikan pada tahun 1959, menjadi konsultan UNESCO di Chili tahun 1969, dan menjadi Guru Besar Tamu di Universitas Harvard, Amerika Serikat.
Freire menggolongkan kesadaran manusia menjadi: kesadaran magis (magical consciousness), kesadaran naif (naival consciousness), dan kesadaran kritis (critical consciousness), kaitannya dengan sistem pendidikan dapat secara sederhana dijelaskan sebagai berikut:

a.    Kesadaran magis, yakni suatu kesadaran masyarakat yang tidak mampu mengetahui kaitan antara satu faktor dengan faktor lainnya. Misalnya saja masyarakat miskin yang tidak mampu memahami kaitan kemiskinan mereka dengan sistem politik dan kebudayaan.
Kesadaran magis lebih melihat faktor di luar manusia (natural maupun supra natural) sebagai penyebab dan ketakberdayaan. Dalam dunia pendidikan, jika proses belajar mengajar tidak mampu melakukan analisis terhadap suatu masalah maka oleh Freire disebut sebagai pendidikan fatalistik. Proses pendidikan model ini tidak memberikan kemampuan analisis, kaitan antara sistem dan struktur terhadap suatu permasalahan dalam masyarakat. Murid secara dogmatik menerima “kebenaran” dari guru, tanpa ada mekanisme untuk memahami “makna” ideologi dari setiap konsepsi atas kehidupan masyarakat.

b.   Kesadaran naif. Kesadaran ini lebih melihat “aspek manusia” sebagai akar penyebab masalah masyarakat. Dalam kesadaran ini “etika”, kreatifitas, dan “need for achievement”  dianggap sebagai penentu perubahan sosial. Jadi dalam menganalisis mengapa suatu masyarakat miskin, bagi mereka disebabkan karena “salah” masyarakat sendiri, yakni merka malas, tidak memiliki jiwa wiraswasta, atau tidak memiliki budaya “membangun” dan seterusnya. Oleh karena itu, menurut kesadaran naif ini, “man power development”  adalah sesuatu yang diharapkan akan menjadi pemicu perubahan. Pendidikan dalam konteks ini juga tidak mempertanyakan sistem dan struktur, bahkan sistem yang sudah ada, dianggap sudah baik dan benar, merupakan faktor “given” dan oleh sebab itu tidak perlu dipertanyakan. Tugas pendidikan (menurut kesadaran naif) adalah bagaimana membuat dan mengarahkan agar murid bisa masuk beradaptasi dengan sistem yang sudah benar tersebut.

c.    Kesadaran kritis, Kesadaran ini lebih melihat aspek sistem dan struktursebagai sumber masalah. Pendekatan struktural menghindari “blaming the victims” dan lebih menganalisis untuk secara kritis menyadari struktur dan sistem sosial, politik, ekonomi, dan budaya, dan akibatnya pada keadaan masyarakat. Paradigma kritis dalam pendidikan, melatih murid untuk mampu mengidentifikasi “ketidakadilan” dalam sistem dan struktur yang ada, kemudian mampu melakukan analisis bagaimana sistem dan struktur itu bekerja, serta bagaiman mentransformasikannya. Transformasi yang dimaksud adalah suatu proses penciptaan hubungan (sistemik dan struktural) secara fundamental baru dan lebih baik.

Agar tujuan pendidikan dapat berhasil dan pengabdian guru tidak mubadzir, maka diperlukan sebuah kesadaran bersama bahwa sistem pendidikan berada di dalam sistem yang lebih besar yaitu sistem kehidupan, yang mana sistem kehidupan itu terdiri dari kebudayaan, politik, ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Sistem pendidikan tidak dapat dikelola secara terpisah dari sistem kehidupan, artinya kondusifitas politik, ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan hidup. Implementasinya dalam dunia pendidikan adalah membelajarkan peserta didik untuk mengamati, mempertanyakan, menganalisa, menyimpulkan, kemudian beraksi untuk memperbaiki sistem dan struktur kehidupan. Secara praktis dan sederhana, apabila guru di sekolah membelajarkan karakter dan budi pekerti luhur, maka guru dan masyarakat sekitar sekolah juga harus mendukungnya dengan cara memberantas semua aktifitas masyarakat yang bertentangan dengan karakter dan budi pekerti luhur. Apabila guru di sekolah membelajarkan etos kerja dan disiplin, maka guru dan masyarakat sekitar juga harus dapat menjadi teladan etos kerja dan disiplin.


2.   Pengabdian Guru dan Era Informasi

Sengaja dipilih kata “era informasi” karena terasa lebih akrab di telinga kita, walaupun kita sekarang sudah berada di kelanjutan era informasi yaitu era konseptual. Ada pepatah mengatakan “merasa hidup di jaman batu, membuat kita merasa sudah serba tahu”. Pengabdian guru tanpa diimbangi dengan usaha guru yang sungguh-sungguh untuk selalu meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya akan memunculkan masalah baru, di mana guru malah menjadi masalah pendidikan itu sendiri, dan guru tidak dapat menjadi subyek pembaharu pendidikan.
          Daniel H. Pink dalam buku “A Whole New Mind”  (2006) telah menggambarkan era kehidupan seperti berikut :


Kita telah bergerak maju dari sebuah masyarakat petani (era agrikultur) kepada masyarakat pekerja pabrik (era industri), ke suatu masyarakat pekerja pengetahuan (era informasi). Dan sekarang kita sedang bergerak maju sekali lagi ke sebuah masyarakat pencipta dan pemberi simpati, pengidentifikasi pola dan pembuat makna (era konseptual). Kejadian terkini dari pola ini adalah transisi dari era informasi menuju era konseptual yang didorong oleh melimpahnya kekayaan kehidupan Barat, kemajuan teknologi, dan globalisasi (tipe-tipe pekerjaan pengetahuan tertentu yang berpindah ke Asia).
Pada Era Konseptual, kita perlu melengkapi penalaran yang diarahkan otak kiri kita dengan menguasai enam kecerdasan penting yang diarahkan oleh otak kanan. Secara bersama-sama, enam kecerdasan high concept, high touch ini dapat membantu mengembangkan sebuah pikiran yang benar-benar baru yang dituntut oleh era baru ini.
1.   Tidak hanya fungsi tetapi juga DISAIN. Tidaklah lagi memadai untuk menciptakan sebuah produk, jasa, pengalaman, atau gaya hidup yang semata-mata fungsional. Saat ini adalah saat yang secara ekonomi penting dan berharga secara personal untuk menciptakan sesuatu yang indah, sendikit fantastis, dan menarik secara emosional.
2.   Tidak hanya argumen namun juga CERITA. Ketika hidup kita penuh dengan informasi dan data, mengumpulkan argumen yang efektif tidaklah memadai. Seseorang entah dimana pun juga pasti maksud anda. Esensi dari persuasi, komunikasi, dan pemahaman
-diri telah menjadi suatu kemampuan juga untuk menciptakan suatu kisah yang menarik.
3.  Tidak hanya fokus tetapi juga SIMPONI. Banyak dari Era-era Industri dan Informasi membutuhkan dokus dan spesialisasi. Namun ketika pekerjaan kerah-putih dialihkan ke Asia dan direduksi ke dalam software, ada sebuah penghargaan terhadap kecerdasan sebaliknya:  menggabungkan bagian-bagian, atau apa yang saya sebut Simponi. Apa yang menjadi permintaan terbesar saat ini bukanlah analisa namun sintesa melihat keseluruhan perspektif, melintasi batasan-batasan, dan dapat mengkombinasikan bagian-bagian terpisah ke dalam satu kesatuan baru yang mengesankan.
4.   Tidak hanya logika tetapi juga EMPATI.  Kapasitas untuk pemikiran yang logis adalah salah satu hal yang membuat kita menjadi manusia. Namun dalam sebuah dumia yang penuh dengan informasi yang menyebar dan alat-alat analitis yang maju, logika sendiri tidaklah bisa. Apa yang akan membedakan mereka yang berkembang dengan cepat boleh jadi kemampuan mereka untuk memahami apa yang membuat teman laki-laki atau perempuan bergerak, untuk mempererat hubungan, dan peduli kepada orang lain. I
5. Tidak hanya keseriusan namun juga PERMAINAN. Bukti yang cukup menunjukkan kepada kesehatan yang besar dan keuntungan-keutungan profesional dari ketawa, bersikap tenang, permainan, dan humor. Tentu saja, ada saatnya untuk serius. Namun begitu banyak keseriusan mungkin tidak baik juga untuk karir anda dan buruk bagi kesejahteraan anda. Dalam Era Konseptual, dalam pekerjaan dan kehidupan, kita semua perlu bermain.
6.   Tidak hanya akumulasi tetapi juga MAKNA. Kita hidup dalam sebuah duia yang berisi kelimpahan materi yang menarik. Itu telah membebaskan ratusan juga orang dari perjuangan sehari-hari dan membebaskan kita untuk mengejar kesenangan-kesenangan yang lebih bermakna: tujuan, transendensi, dan pemenuhan spiritual.

Disain. Cerita. Simponi. Empati. Permainan. Makna. Enam kecerdasan ini akan semakin membimbing kehidupan kita dan membentuk dunia kita. Sebagian dari anda pasti menyambut perubahan tersebut. Namun bagi sebagian anda, visi ini mungkin  mengerikan –pengambilalihan kehidupan biasa yang tidak ramah oleh segerombolan orang yang tidak tulus dalam jubah-jubah hitam yang akan meninggalkan orang yang sok artistik dan berperasaan. Jangan takut. Kemampuan-kemampuan high concept, high touch yang sangat penting secara fundamental adalah atribut-atribut manusia. Bagaimana pun juga, kembali kepada padang rumput yang sangat luas, nenek moyang kita yang menghuni gua tersebut tidak mengambil SAT atau mengisi angka-angka ke dalam lembaran-lembaran. Namun mereka menceritakan kisah-kisah, sembari memperlihatkan empati, dan merancang motif-motif. Kemampuan-kemampuan ini selalu mencakup bagian dari apa yang bermakna untuk menjadi manusia. Namun setelah beberapa generasi di Era Informasi, otot-otot ini mengalami atropia. Tantangannya adalah mengerjakannya kembali kepada bentuknya yang baik. (Itulah gagasan di balik bagian Portofolio pada akhir dari masing-masing bab. Kumpulan alat, latihan, dan bahan-bahan bacaan akan mendorong mengembangkan sebuah pikiran baru yang utuh). Siapa pun dapat menguasai kecerdasan-kecerdasan Era Konseptual. Namun mereka yang menguasainya pertama-tama akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Oleh karena itu, mari kita mulai.