Sabtu, 13 Juni 2015

Bekal bukanlah Beban

sudah kita ketahui bersama bahwa hidup di dunia bumi ini hanyalah persinggahan sementara.
setelah ini ada kehidupan yang lebih lama dan lebih abadi yaitu alam akhirat.
semakin lama kita akan bepergian, maka semakin banyak bekal yang harus kita persiapkan.
alam akhirat itu lama, bekal yang harus disiapkan untuk hidup nyaman di sana juga banyak.

di dunia ini, manusia mempunyai harta.
mempunyai kekuasaan.
jadikanlah harta dan kekuasaan itu sebagai sarana untuk berbuat kebaikan sebagai bekal kehidupan akhirat.

jika kita tamak akan harta dan kekuasaan dunia maka kita menjadi lupa akan kehidupan akhirat, sehingga harta dan kekuasaan itu justru menjadi beban hidup kita d alam akhirat.
menjadi beban, karena banyaknya pertanyaan dari mana dan untuk apa harta kita digunakan
satu persatu harta diperiksa dengan sebenar-benarnya.
beban karena, sibuk mengurusi harta dan kekuasaan, pergi pagi pulang petang, sampai lupa kewajiban beribadah kepada Tuhan.

menanam padi, biasanya akan ditumbuhi rumput juga di sekitarnya.
tetapi kalau menanam rumput, biasanya tidak akan ditumbuhi padi di sekitarnya.
menanam padi ibarat mencintai akhirat.
menanam rumput ibarat mencintai dunia.

jika badan, akal, hati, dan ruh manusia terlalu mencintai dunia, maka ia menjadi lupa akan akhirat, sehingga hanya menggunakan harta dan kekuasaan untuk orientasi keduniawian semata, jika mati maka semua harta dan kekuasannya akan tertinggal di dunia, dan ia tidak membawa bekal amal kebaikan dari harta dan kekuasaanya untuk kehidupan akhirat.

tapi jika badan, akal, hati, dan ruh manusia mencintai akhirat, maka manusia akan menggunakan hartanya untuk berbuat kebaikan, dan menggunakan kekuasaannya untuk kebaikan pula, sehingga yang dibawa ke alam akhirat adalah amal-amal baik dari harta dan kekuasannya.

jangan menjadikan bekal sebagai beban.
berbekallah semampunya, jangan melebihi kemampuan untuk membawanya, supaya tidak menjadi beban.





Tidak ada komentar: