Selasa, 23 Oktober 2012

KISAH TELADAN


Janganlah berbelok, tapi tidak menyadari
Pada awalnya, Si Fulan taat dan bertaqwa kpd Allah, ikhlas  karena mengharap ridho Allah
Pada awalnya, Si Fulan menjauhi semua perbuatan dosa, juga ikhlas karena mengharap ridho Allah
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun, Si Fulan tetap istiqomah dan menjadi terkenal sebagai orang yang sholih.
Kemudian Si Fulan disebut orang sebagai orang alim, pemuka Agama, dihormati orang. Dan Si Fulan berganti sebutan menjadi Kyai Fulan, menjadi imam di sebuah masjid.
Sang Kyai Fulan, juga manusia biasa, yang juga terkadang mempunyai sifat ingin malas beribadah.
Sang Kyai Fulan, juga manusia biasa, yang juga terkadang mempunyai sifat ingin berbuat dosa.
Tapi Sang Kyai Fulan tetap berusaha menjadi rajin beribadah, karena merasa tidak pantas jika Kyai kok malas beribadah.
Tapi Sang Kyai Fulan tetap berusaha menghindari berbuat dosa, karena merasa tidak pantas jika kyai kok berbuat dosa.
Ada yang berbelok pada diri Sang Kyai Fulan, tapi tidak disadarinya, yaitu niatnya.
Dahulu niat beribadah dan menghindari perbuatan dosa karena ikhlas mengharap ridho Allah, tapi kemudian niat  itu berbelok  menjadi karena merasa tidak pantas, karena sebutan yang telah melekat padanya. Apakah Si Fulan masih pantas disebut ikhlas?
Dikisahkan, bahwa dahulu Nabi Musa  AS pernah sakit gigi, kemudian beliau mengadu kepada Allah tentang sakit giginya itu, karena memang beliau adalah nabi yang dianugerahi dapat berkonsultasi langsung kapada Allah. Nabi Musa mendapatkan petunjuk agar mencari sejenis rumput di suatu tempat, kemudian mengunyahnya untuk mengobati sakit giginya itu. Ketemulah rumput tersebut, dikunyah dan sembuhlah sakit giginya.
Suatu saat di kemudian hari, Nabi Musa AS sakit gigi lagi, kemudian beliau pergi mencari rumput itu lagi dan mengunyahnya, tapi rumput tersebut tidak mampu mengobati sakit giginya. Sakit giginya malah tambah parah. Lantas beliau mengadu kepada Allah lagi, mengapa rumput itu tidak menjadi obat lagi.
Akhirnya Allah memberi  teguran kepada Nabi Musa AS, bahwa dulu pada sakit giginya yang pertama beliau ingat kepada Allah, tapi pada sakit giginya yang ke dua, beliau hanya ingat kepada rumput.
Subkhanaka laa ‘ilma lana illa maa ‘ngallamtana innaka antal ‘aliimul khakiim.

Tidak ada komentar: